FAQ (frequently asking questions) / Hal hal yang sering ditanyakan calon mahasiswa baru:
1. Apakah bedanya desainer interior, arsitek dan insinyur sipil?
Pada prinsipnya ketiga profesi tersebut sama-sama melakukan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan suatu bangunan. Namun perbedaannya adalah pada cakupan tugasnya. Arsitek lebih sering mendesain bangunan luar atau bangunan baru di sebuah tanah kosong. Insinyur sipil mengerjakan konstruksi gedungnya. Sedangkan desainer interior lebih sering mendesain sebuah ruang dalam bangunan yang sudah jadi.
Misalnya pada pembangunan sebuah mall baru: maka arsitek mendesain bentuk bangunannya secara global baik tampilan luar sampai pembagian kavling dst, insinyur sipil mendesain konstruksi bangunannya agar kokoh berdiri, sedangkan desainer interior biasanya yang akan mendesain toko-toko dan restoran di dalam gedung tersebut mulai elemen pembentuk ruang, sampai kepada desain furniturenya agar mendukung segala aktifitas dan kenyamanan penguna ruang tersebut.
2. Apakah saya harus berbakat menggambar?
Bakat menggambar memang sangat membantu jika kita kuliah di Program Studi Desain Interior. Tapi hal tersebut tidaklah mutlak. Mengapa demikian? Karena pekerjaan mendesain sebenarnya tidaklah melulu hanya menggambar. Pada prakteknya nanti kita bisa memilih pekerjaan yang lebih cocok dengan keahlian kita, mulai dari yang menggambar desain itu sendiri, pengawasan proyek, estimasi proyek, marketing proyek, penulis, peneliti di bidang desain, menjadi pengajar, atau bahkan memiliki bisnis/menjadi pengusaha di bidang desain.
“Jadi bakat saja belumlah cukup, kemauan yang keras lah yang lebih diperlukan.”
3. Apakah biaya kuliah di Interior ISI Yogyakarta mahal?
Program Studi Desain Interior adalah bagian dari Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang merupakan “Perguruan Tinggi Seni Negeri”, sehingga biaya kuliahnya relatif murah jika dibandingkan perguruan tinggi swasta. (Data tahun 2018 UKT/SPP adalah Rp.3,5 juta/semester). Meskipun biaya pendidikannya relatif murah, tidak mengurangi kualitas pendidikannya. Biaya hidup di kota Yogyakarta juga relatif murah. Kamar kos mudah sekali didapat dengan harga yang relatif terjangkau. Warung makan dengan harga mahasiswa alias murah meriah juga bertebaran di kota Yogyakarta.
4. Bagaimanakah lingkungan kampus ISI Yogyakarta?
ISI Yogyakarta terletak di bagian selatan kota Yogyakarta yang merupakan kota pelajar sekaligus juga kota seni budaya dan pariwisata. Sebagai kota seni budaya dan pariwisata, Yogyakarta kerap kali menjadi ajang penyelenggaraan event-event seni dan budaya baik tingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional yang sering kali melibatkan mahasiwa untuk mensukseskan event-event tersebut. Suasana kota pelajar akan sangat mendukung kegiatan belajar mahasiswa, karena sering terjadi interaksi positifdan kreatif antar mahasiswa antar perguruan tinggi di Yogyakarta.
5. Bagaimanakah tes masuk di Interior ISI Yogyakarta?
ISI Yogyakarta merupakan perguruan tinggi seni negeri sehingga memiliki beberapa jalur tes yang bisa dipilih oleh calon mahasiswa diantaranya:
a. JALUR 1: “SNBP” atau Seleksi Nasional Berdasar Prestasi, biasanya siswa yang eligible akan diminta mengunggah secara online berupa nilai rapor dan bukti prestasi dan contoh-contoh karya yang pernah dihasilkan, serta tes gambar yang dapat dilakukan di sekolah / rumah masing-masing.
Informasi SNBP bisa dilihat di snpmb.bppp.kemdikbud.go.id
b. JALUR 2: “SNBT-UTBK” atau Seleksi Nasional Berdasar Tes-Ujian Tulis Berbasis Komputer bersama kampus-kampus negeri di seluruh Indonesia yang meliputi ujian teori UTBK dan tambahan ujian portfolio ketrampilan tes praktek menggambar ilustrasi & kreatifitas.
Informasi SNBT-UTBK bisa dilihat di snpmb.bppp.kemdikbud.go.id
c. JALUR 3: “Jalur Mandiri / PMB ISI Yogyakarta” yang mengedepankan tes kemampuan praktek bagi calon mahasiswa. Tes terdiri dari tes praktek dan wawancara. Khusus untuk Program Studi S1 Desain Interior, biasanya tes praktek yang harus ditempuh adalah mendesain/menggambar perspektif sebuah ruang tertentu (ruang tidur, ruang tamu, ruang makan,toko, dll) dengan menekankan pada kreatifitas dan kemampuan teknis menggambar manual.
Biasanya panitia menyediakan kertas ukuran A2 (42 x 59,4cm), peserta tes membawa alat gambar dan mewarnai sendiri. Alat gambar dan mewarnai bebas sesuai kemampuan/kebiasaan para peserta, boleh cat air, pensil warna, dll
Di masa pandemi covid-19 ujian jalur mandiri terdiri dari 3 soal yang harus dijawab dan direkam proses pembuatan karya.
Informasi PMB ISI Yk bisa dilihat di http://www.isi.ac.id dan pmb.isi.ac.id